Search

Sabtu, Juni 30, 2012

Misteri "Pasir Pemangsa"

Anggota tim yang ditelan Quicksand (pasir hidup) dalam sebuah film Hollywood adalah murni rekaan dalam film kerap dapat kita saksikan pemandangan yang menyeramkan : wisatawan yang mengalami nasib malang terperangkap dalam pasir hidup, pada saat yang kritis ini, jika tidak segera memegang dahan pohon di dekatnya atau tali yang dilontarkan teman, maka dalam sekejab mata seluruh tubuh akan lenyap tak berbekas ditelan pasir hidup.

Dan dalam artikel yang dimuat di majalah Nature Inggris baru-baru ini menyebutkan, melalui pembuktian eksprimen oleh ilmuwan Van der Wasayman dari lembaga riset Universitas Amsterdam, Belanda, bahwa yang disebut “pasir hidup menelan manusia” itu tidak lebih hanya rekaan semata para seniman. Jika seseorang terperangkap dalam pasir hidup, paling hanya terperosok sampai sebatas pinggang, dan pemandangan penyelamatan dari pasir hidup dalam film lebih tidak bisa dipercaya.

Pasir hisap pada dasarnya pasir biasa yang bercampur air sehingga ikatan antarpartikelnya berkurang dan tidak mampu menahan beban tertentu. Campuran tersebut seringkali ditemukan di delta atau sekitar sungai-sungai besar. Pasir hisap juga dapat terbentuk setelah gempa bumi yang menyebabkan air dari reservoir di dalam tanah merembes ke permukaan tanah. Pasir hisap menjadi sangat berbahaya karena dapat menyebabkan ambruknya jembatan atau bangunan.

Dapat mengisap manusia ke lubang tak berdasar


Pasir hidup adalah mekanisme paling unik alam semesta, ia mungkin terpendam di pantai tepi sungai atau bahkan mungkin di halaman belakang sekitarnya, dengan tenang menunggu orang-orang mendekat, membuat orang sulit maju ataupun mundur. Pada tahun 1692, di pelabuhan Jamaika, pernah terjadi pasir hidup yang terbentuk dari larutan tanah akibat gempa, belakangan menyebabkan 1/3 kota hilang, dan tragedi yang menewaskan 2000 jiwa manusia. Danau yang tampak tenang di selatan Inggris, fyord atau teluk sempit di Alaska yang indah tapi berbahaya dan daerah lainnya pernah terjadi peristiwa manusia terperangkap ke dalam pasir hidup. Namun, sebagian besar orang kerap tidak pernah menjumpai pasir hidup, apalagi menyaksikan sendiri orang terperosok ke dalam pasir hidup atau mengalaminya sendiri. Kesan orang-orang terhadap pasir hidup terutama berdasarkan berbagai film yang ditontonnya. Suasana atau pemandangan yang diciptakan dalam film melukiskan pasir hidup adalah suatu momok yang dapat mengisap manusia ke lubang tak berdasar. Jika terperosok ke dalam, kadang-kadang tidak dapat melepaskan diri, dan sang rekan hanya bisa termenung menyaksikan korban ditelan pasir dalam sekejab.

Namun, kemungkinan seseorang tenggelam ke dalam pasir hisap bisa dikatakan nol. "Gambaran Holywood salah," kata Thomas Zimmie, seorang ahli mekanika tanah di Ransellar Polytechnic Institute di Troy, New York.

Akan larut jika permukan Quicksand terganggu

Dalam perjalanan liburannya ke Iran, seorang ilmuwan dari Universitas Amsterdam, Belanda yakni Daniel Bonn pernah menemui seorang gembala setempat. Sang gembala menunjuk pasir hidup sambil berkata pada Bonn, bahwa pernah ada unta terperosok ke dalam kemudian lenyap tak berbekas. Atas hal ini Bonn setengah percaya setengah curiga, lalu segera ia melakukan penyelidikan terkait setelah kembai ke negaranya.

Ia membawa sampel pasir ke Belanda dan menganalisis komposisinya. Setelah menemukan bahwa campuran tersebut terdiri atas pasir berkualitas tinggi, tanah liat, dan air garam, Bonn bersama timnya membuat tiruan pasir hisap dalam jumlah besar.

Ia mengamati dan menganalisa dengan cermat puluhan film yang melukiskan pemandangan pasir hidup yang menelan manusia itu, dan mendapati bahwa gambaran yang dilukiskan film-film ini sepenuhnya salah dan keliru. Kemudian, di dalam laboratoriumnya, Bonn mencampurkan pasir, tanah liat dan air garam, membentuk sebuah maket pasir hidup dalam ruangan kecil untuk diteliti. Setelah percobaan secara berulang-ulang, personel peneliti yang dipimpin Bonn mendapati, bahwa perlu waktu beberapa hari untuk membuat pasir menjadi lengket. Sebaliknya sangat mudah kalau hendak menghilangkan viskositasnya (sifat merekat), yakni cukup diberi tekanan yang pas di permukaannya. Permukaannya akan segera “larut” dengan cepat jika mendapat gangguan gerak, pasir di permukaan akan menjadi gembur (lembek), dan pasir di lapisan yang dangkal juga akan merosot ke bawah dengan cepat. Gerakan perpindahan ini membuat benda yang bergerak di permukaan pasir tenggelam ke bawah, kemudian seiring dengan meningkatnya kedalaman penenggelaman tersebut, pasir yang jatuh ke bawah melalui gerakan perpindahan dari lapisan atas perlahan-lahan akan menyatu, lalu akan menciptakan endapan yang tebal, sehingga viskositas atau sifat merekat pasir bertambah cepat, mencegah obyek terperosok lebih jauh. 

Butuh kekuatan mengangkat sebuah mobil

Menurut hasil penelitian, bahwa orang yang terperosok ke dalam pasir hidup umumnya tidak bisa bergerak, densitas pasir yang meningkat kemudian merekat di bagian anggota badan bawah yang terperosok dalam pasir hidup tersebut, membentuk tekanan yang sangat besas pada tubuh, membuat kita sangat sulit mengeluarkan tenaga. Orang yang sangat besar tenaganya sekalipun juga sulit dalam waktu singkat bisa mengeluarkan korban yang terperangkap dalam pasir hidup tersebut. Setelah dikalkulasi peneliti terkait, bahwa untuk mengeluarkan satu kaki korban yang terperangkap dengan kecepatan 1 cm/ detik saja butuh kekuatan 100 ribu Newton, atau kurang lebih setara dengan kekuatan mengangkat sebuah mobil ukuran sedang. Kecuali dibantu dengan mobil Derek, jika tidak sulit sekali mengeluarkan korban yang terperangkap dalam pasir hidup tersebut dalam waktu singkat. Hasil penelitian terkait juga menunjukan, menurut hitungan kekuatan ini, jika secara paksa menyeret korban, maka sebelum pasir hidup “melepaskan” korban yang terperangkap, tubuh korban sudah putus tertarik oleh kekuatan yang besar itu. Resiko yang diakibatkan tindakan demikian jauh lebih berbahaya dibanding membiarkan korban tetap berada dalam pasir hidup tersebut untuk sementara waktu.

Tidak ada komentar: