Search
Jumat, April 26, 2013
Selasa, April 09, 2013
JIN
Jin memiliki jasad dengan berbagai bentuk. Dalam hadits Abu
Tsa'labah radiyallohu anhu, yang diriwayatkan oleh Ath Thabrani
(22/214-215) No. 573, Al Baihaqi dalam "Al Asma wa Ash Shifat" (827),
Al Hakim (2/456) dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani Rahimahullah
dalam ta'liqnya terhadap Kitab "Al Misykaat" (4148) dan Syaikh Kami Al
Wadi'i Rahimahullah dalam "Ash Shahiih Al Musnad Mimma Laisa Fii Ash
Shahihain" (1213) bahwa Rasulullah Shallollohu ‘alaihi wasallam,
bersabda :
الْجِنُّ عَلَى ثَلاثَةِ أَصْنَافٍ:
صِنْفٌ لَهُمْ أَجْنِحَةٌ يَطِيرُونَ فِي الْهَوَاءِ، وَصِنْفٌ حَيَّاتٌ،
وَصِنْفٌ يَحِلُّونَ وَيَظْعَنُونَ.
" Jin
terdiri dari tiga kelompok; satu kelompok memiliki sayap dan mereka
terbang di udara, satu kelompok berbentuk ular dan satu kelompok tidak
menetap dan berpindah-pindah."
Hadits ini
merupakan dalil bahwa jin memiliki jasad dan tidak mungkin dipahami
dari lafazh "satu kelompok memiliki sayap dan terbang di udara" bahwa
jin tidak memiliki jasad karena sayap itu berjasad dan tidak mungkin
sayap itu ada kecuali pada yang berjasad. Para malaikat pun memiliki
sayap. Ada yang memiliki 2, 3, atau 4 sayap dan terbang ke langit yang
tinggi dan dia memiliki jasad. Demikian pula Al Qur'an Al Karim
menunjukkan bahwa jin yang terbang itu berjasad. Rabb kami berfirman
mengabarkan tentang apa yang dikatakan oleh Ifrith kepada Sulaiman
‘alaihissalam
قَالَ عِفْرِيتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ
"Berkata
Ifrith dari kalangan jin bahwa saya akan mendatangimu dengannya (dengan
membawa singgasana Ratu Saba) sebelum engkau bangkit dari tempat
dudukmu dan sesungguhnya saya kuat lagi terpercaya." (QS. An Naml : 39).
Kalau
Ifrith itu tidak memiliki jasad, maka dia tidak akan mampu untuk
memikul apa yang dibawa dan tidak mampu pula untuk menjaganya. Demikian
pula jin yang terbang di udara diciptakan dalam keadaan memiliki jasad
yang sebenarnya berjalan di muka bumi. Jika mereka ingin terbang, maka
mereka berubah bentuk lebih dahulu, kemudian terbanglah mereka. Adapun
jin dan setan yang masuk ke dalam tubuh manusia untuk memberikan waswas
dan yang lainnya, mereka berubah bentuk seperti udara. Perkara ini
sudah diketahui dan merupakan dalil bahwa mereka berjasad.
Mayoritas
ulama berpendapat bahwa jin itu memiliki jasad dan orang yang
berpendapat bahwa mereka seperti udara, tidak memiliki dalil dari Al
Kitab dan As Sunnah. Dalil terkuat yang mereka jadikan sebagai hujjah
adalah riwayat yang datang dari Wahb bin Munabbih sebagaimana yang
disebutkan oleh Asy Syibly dalam kitab "Aakaamu Al Mirjaan fii Ahkaami
Al Jaan" (31) bahwa dia berkata : " Jin itu berjenis-jenis dan jenis
jin yang asli adalah angin, mereka tidak makan, tidak minum dan tidak
berketurunan. Diantara mereka ada jenis yang makan, minum, berketurunan
dan menikah seperti As Sialy, Al Ghuul, Al Qathrub dan yang semisalnya".
Jika
riwayat tersebut shahih, maka sudah diketahui bahwa Wahb adalah seorang
ahli sejarah dan dia menukilkan dari kitab ahli kitab, sedangkan kitab
ahli kitab itu penuh dengan perubahan dan pengkaburan (antara yang haq
dan yang batil, pen).
Sebagian mereka berdalil bahwa jin itu seperti udara yaitu angin, dengan sabda Rasulullah Shallollohu ‘alaihi wasallam :
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ
"Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh manusia di tempat peredaran darah".
(HR. Al Bukhari (6219) dan Muslim (2175) dari hadits Shafiyyah Radhiyallahu 'anha).
Hadits
ini bukan merupakan dalil bagi orang yang berpendapat demikian karena
mereka berjalan di tempat peredaran darah, bukan karena pada asalnya
mereka adalah udara. Akan tetapi, Allah Subhaanahu wata’ala, memberikan
kemampuan kepada mereka untuk berubah bentuk. Oleh karena itu, pendapat
yang mengatakan bahwa jin itu angin dan tidak berjasad, batil dan
sangat jelas kebatilannya karena bertentangan dan bertabrakan dengan
dalil-dalil yang banyak dari Al Qur'an dan As Sunnah yang shahih dan
telah diketahui secara pasti dari Islam, ijma, akal dan kenyataan yang
kita saksikan.
Berikut ini akan saya sebutkan dalil-dalil secara global :
1. Jin itu makan dan minum
2. Jin menikah dan berketurunan
3. Jin berbentuk dan berubah bentuk menjadi bentuk manusia dan hewan
4.
Jin melakukan berbagai jenis pekerjaan seperti bangunan dan
pekerjaan-pekerjaan lain seperti mengangkat beban berat dan yang lainnya
5. Jin merasakan berbagai keadaan seperti sakit, takut, kuat, lemah, hidup, mati dan yang lainnya
6. Jin dilihat oleh sebagian makhluk seperti keledai. Rasulullah Shallollohu ‘alaihi wasallam, bersabda :
إذا سمعتم نهيق الحمار فتعوذوا بالله من الشيطان فإنه رأى شيطانا
"Jika
kalian mendengar ringkikan keledai, maka mintalah perlindungan kepada
Allah dari setan karena sesungguhnya dia melihat setan." (HR. Al Bukhari : 3303 dan Muslim : 2729).
7.
Ketika jin itu mampu untuk berubah bentuk menjadi bentuk manusia, maka
dia mampu menyakiti manusia baik dengan memukulnya, membunuhnya maupun
mencegahnya untuk bergerak dan yang lainnya.
Pada pasal ini kami
telah memaparkan dalil-dalil dari para ulama dalam berbagai tulisan
yang khusus membahas tentang jin dan setan seperti kitab " Aakaamu Al
Mirjaan fi Ahkaami Al Jaan" karya Asy Syibly dan "Luqat Al Mirjaan fi
Ahkaami Al Jaan" karya As Suyuthi dan yang lainnya.
Orang-orang
yang berpendapat bahwa jin itu berbentuk angin menganggap bahwa jin itu
masuk ke dalam tubuh manusia dan berjalan di tempat peredaran darahnya,
sehingga mereka menyangka bahwa mereka itu angin. Padahal tidak
demikian, karena bisa diambil faedah dari " berjalannya mereka pada
tempat peredaran darah manusia" bahwa Allah Subhaanahu wata’ala,
memberikan kemampuan kepada mereka untuk berubah bentuk sehingga mereka
menjadi udara karena jin yang masuk ke dalam tubuh manusia mampu untuk
membesarkan diri dalam tubuh manusia sampai dia mampu menguasai seluruh
badan manusia.
Berdasarkan penjelasan ini, maka jelaslah bagi pembaca bahwa kita tidak mungkin mengingkari bahwa jin itu memiliki jasad.
Diterjemah Oleh : Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi Hafizhahulloh
Dari Kitab : Ahkaamul Ta’ammul Ma’aal Jin wa aa’daaburroqo’ Asy Syar’iyyah
(Hukum Berinteraksi Dengan JIN dan Adab-Adab Ruqyah yang Syar’i)
Sumber : Pustaka Ats Tsabat Balikpapan
Sekelumit Kisah Pencelakalan Syikh AlBani
Dalam sebuah kaset ceramah milik Syaikh Abu Ishaq Al Huwainy yang
berjudul “Ainal Ulama Ar Rabbaniyun?”, beliau menceritakan tentang
ujian yang pernah menimpa guru beliau Syaikh Albani rahimahullah.Inilah
cerita beliau :
Para ulama Rabbani dalam mengubah masyarakat itu sungguh berat, karena mereka memiliki dua tanggung jawab besar, yakni :
* (1) Membersihkan khurafat yang tertanam di jiwa-jiwa manusia dan
* (2) Menancapkan Islam yag shahih pada jiwa mereka.
Dan
tatkala para Alim Rabbani memikul tanggung jawab yang berat sekali itu,
merekapun juga diuji oleh berbagai tuduhan yang disebabkan dari
pemelintiran ucapan mereka serta penyebaran berbagai berita dusta.
Hampir-hampir tidak selamat seorangpun dari Alim Rabbani dari hal
seperti ini sebagaimana dicatat dalam sejarah.
Cukup sebagai contoh adalah Syaikh Nashiruddin Al Albani, seorang ahli hadist abad ini rahimahullah ta’ala.
Syaikh
Albani adalah orang yang sangat banyak sekali dinisbatkan kedustaan
padanya, padahal tidak pernah beliau katakan. Karena sebab
kedustaan-kedustaan itulah beliau pernah dicekal di sejumlah negara.
Maka tidaklah engkau lihat beliau memiliki suatu negeri ataupun tempat
tinggal. Hidup beliau diakhir masa hidupnya sengsara sekali. Seorang
alim semisal beliau terpaksa mengungsi. Karena beliau berpendapat
haramnya safar ke negeri kafir, maka beliau tidak pergi ke Amerika atau
Perancis atau yang lainnya. Dan kalau tidak berpendapat demikian,
mungkin beliau akan mendapatkan kebebasan besar dinegara-negara
tersebut.
Selama 6 bulan terkatung-katung nasibnya di perbatasan
UEA! Beliau dilarang masuk kesana! Juga dilarang memasuki Kuwait! Dan
juga memasuki Saudi! Dilarang memasuki Suriyah….. Lantas bagaimana
beliau akan tinggal?
Dan tidaklah beliau bisa tinggal di
Yordania saat itu kecuali dengan tazkiyah (rekomendasi) khusus dari
salah seorang murid beliau, yakni Syaikh Muhammad bin Ibrahim Syaqrah,
wakil kementrian waqaf sekaligus Imam Masjid Dar Ash Shofwah.
Syaikh
Ibrahim Syaqrah ini kemudian menemui Raja Husain secara pribadi
memintanya membolehkan Syaikh Nashiruddin Al Albani tinggal di negeri
Yordan. Itupun dengan kesepakatan agar beliau tidak ditemui seorangpun
saat itu. Dan juga mereka kemudian memaksa menulis di pintu rumah
(vila) Syaikh Albani dengan tulisan “Dilarang didatangi lebih dari dua
orang!”. Jika ingin berjumpa harus melalui perjanjian melalui telepon.
Dan
dihari-hari pertama mereka sangat mempersempit sekali kepada Syaikh
Albani, akan tetapi dihari-hari belakangan mereka melupakannya hingga
tidak ketat lagi dengan aturan-aturan ini.
Tatkala aku menemui
Syaikh Albani di kota Amman, beliau mengundang sejumlah relasi untuk
makan dan kebetulan aku disana.Kami saat itu berjumlah 25 orang, dan
kukatakan pada Syaikh: ”Wahai Syaikh, bukankah ada semacam banner
peringatan bahwa dilarang masuk lebih dari dua orang?”. Syaikh Albani
berkata dengan cepat: Mereka masuk dua orang dua orang saja!
Beliau
yang Alim ini tidak mendapatkan baginya tempat yang nyaman. Sebelumnya
mereka pun melarang durus beliau di Masjib Umar di Zurqa, hingga beliau
tidak memiliki tempat untuk memberi pelajaran kepada thalabul ilmi
kecuali dirumah salah seorang mereka setelah sholat isya.
Saat
diselenggarakan Mu’tamar Assunnah dan Sirah Nabawiyah di Mesir, mereka
tidak mengundang Syaikh Nashiruddin Albani, padahal beliau lah orang
paling besar saat itu jasa nya kepada kaum muslimin di abad ini bagi
sunnah dan sirah nabawiyah. Dan mereka tidak mengundang Syaikh Albani
misalnya dengan mengaakan: ”Kemarilah akan kami muliakan engkau”, tidak
ada salah satu anggota pertemuan itu yang berbicara demikian.
Adalah
semisal mereka para ulama Rabbani ini, lihatlah muamalah kepada mereka!
Bagaimana mungkin kaum muslimin bisa mendapatkan manfaat dengan ilmu
mereka sedang mereka diusir diberbagai negeri.!?. Bahkan yang lebih
aneh lagi, sejumlah kitab-kitab ulama diberbagai perpustakaan di
larang, buku Tahdzir As Sajid, buku Hurmatut Tashwir, karya Syaikh
Albani dan Syaikh Bin Baz dan sejumlah ulama, Tahqiq Syarh Ath
Thahawiyah, mengapa wahai saudara-saudara kami? Mereka mengatakan bahwa
ini kitab terlarang, Al Azhar telah memutuskan bahwa kitab-kitab
tersebut terlarang! Bagaimana bisa terlarang? Apakah karena karya dan
peneliian dari Albani? Beginikah bermuamalah dengan ulama-ulama Rabbani
?
Sumber Kaset :Aina Al Ulama Ar Rabbaniyun menit ke 01:06:00 sampai 01:11:10 (Transkrip didapat dari http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?t=9266 )
Tujuh Keajaiban Dunia
Menara Pisa, Tembok Cina, Candi Borobudur, Taaj Mahal, Ka’bah,
Menara Eiffel, dan Piramida di mesir, inilah semua keajaiban dunia yang
kita kenal. Namun sebenarnya semua itu belum terlalu ajaib, karena di
sana masih ada tujuh keajaiban dunia yang lebih ajaib lagi. Mungkin
para pembaca bertanya-tanya, keajaiban apakah itu?
Memang tujuh keajaiban lain yang kami akan sajikan di hadapan pembaca
sekalian belum pernah ditayangkan di TV, tidak pernah disiarkan di
radio-radio dan belum pernah dimuat di media cetak. Tujuh keajaiban
dunia itu adalah:
- Hewan Berbicara di Akhir Zaman
Maha
suci Allah yang telah membuat segala sesuatunya berbicara sesuai dengan
yang Ia kehendaki. Termasuk dari tanda-tanda kekuasaanya adalah ketika
terjadi hari kiamat akan muncul hewan melata yang akan berbicara kepada
manusia sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an, surah An-Naml ayat 82,
"Dan
apabila perkataan Telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis
binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa
Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami".
Mufassir Negeri Syam, Abul Fida’ Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy berkomentar tentang ayat di atas, "Hewan
ini akan keluar diakhir zaman ketika rusaknya manusia, dan mulai
meninggalkan perintah-perintah Allah, dan ketika mereka telah mengganti
agama Allah. Maka Allah mengeluarkan ke hadapan mereka hewan bumi.
Konon kabarnya, dari Makkah, atau yang lainnya sebagaimana akan datang
perinciannya. Hewan ini akan berbicara dengan manusia tentang hal itu".[Lihat Tafsir Ibnu Katsir (3/498)]
Hewan
aneh yang berbicara ini akan keluar di akhir zaman sebagai tanda akan
datangnya kiamat dalam waktu yang dekat. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa
sallam- bersabda,
"Sesungguhnya tak akan
tegak hari kiamat, sehingga kalian akan melihat sebelumnya 10
tanda-tanda kiamat: Gempa di Timur, gempa di barat, gempa di Jazirah
Arab, Asap, Dajjal, hewan bumi, Ya’juj & Ma’juj, terbitnya matahari
dari arah barat, dan api yang keluar dari jurang Aden, akan menggiring
manusia". [HR. Muslim dalam Shohih-nya (2901), Abu Dawud dalam Sunan-nya (4311), At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (2183), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (4041)]
- Pohon Kurma yang Menangis
Adanya pohon kurma yang menangis ini terjadi di zaman Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- , mengapa sampai pohon ini menangis? Kisahnya, Jabir bin Abdillah-radhiyallahu ‘anhu- bertutur,
"Jabir
bin Abdillah -radhiyallahu ‘anhu- berkata: "Adalah dahulu Rasulullah
-Shollallahu ‘alaihi wasallam- berdiri (berkhutbah) di atas sebatang
kurma, maka tatkala diletakkan mimbar baginya, kami mendengar sebuah
suara seperti suara unta dari pohon kurma tersebut hingga Rasulullah
-Shollallahu ‘alaihi wasallam- turun kemudian beliau meletakkan
tangannya di atas batang pohon kurma tersebut" .[HR.Al-Bukhariy dalam Shohih-nya (876)]
Ibnu Umar-radhiyallahu ‘anhu- berkata,
"Dulu
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkhuthbah pada batang kurma.
Tatkala beliau telah membuat mimbar, maka beliau berpindah ke mimbar
itu. Batang korma itu pun merintih. Maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- mendatanginya sambil mengeluskan tangannya pada batang korma
itu (untuk menenangkannya)". [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (3390), dan At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (505)]
- Untaian Salam Batu Aneh
Mungkin
kalau seekor burung yang pandai mengucapkan salam adalah perkara yang
sering kita jumpai. Tapi bagaimana jika sebuah batu yang mengucapkan
salam. Sebagai seorang hamba Allah yang mengimani Rasul-Nya, tentunya
dia akan membenarkan seluruh apa yang disampaikan oleh Rasul-Nya,
seperti pemberitahuan beliau kepada para sahabatnya bahwa ada sebuah
batu di Mekah yang pernah mengucapkan salam kepada beliau sebagaimana
dalam sabdanya,
Dari Jabir bin Samurah dia berkata, Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, "Sesungguhnya
aku mengetahui sebuah batu di Mekah yang mengucapkan salam kepadaku
sebelum aku diutus, sesungguhnya aku mengetahuinya sekarang".[HR.Muslim dalam Shohih-nya (1782)].
- Pengaduan Seekor Onta
Manusia
adalah makhluk yang memiliki perasaan. Dari perasaan itu timbullah rasa
cinta dan kasih sayang di antara mereka. Akan tetapi ketahuilah, bukan
hanya manusia saja yang memiliki perasaan, bahkan hewan pun
memilikinya. Oleh karena itu sangat disesalkan jika ada manusia yang
tidak memiliki perasaan yang membuat dirinya lebih rendah daripada
hewan. Pernah ada seekor unta yang mengadu kepada Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- mengungkapkan perasaannya.
Abdullah bin Ja’far-radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Pada
suatu hari Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah
memboncengku dibelakangnya, kemudian beliau membisikkan tentang sesuatu
yang tidak akan kuceritakan kepada seseorang di antara manusia. Sesuatu
yang paling beliau senangi untuk dijadikan pelindung untuk buang
hajatnya adalah gundukan tanah atau kumpulan batang kurma. lalu beliau
masuk kedalam kebun laki-laki Anshar. Tiba tiba ada seekor onta.
Tatkala Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- melihatnya, maka onta itu
merintih dan bercucuran air matanya. Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi
wasallam- mendatanginya seraya mengusap dari perutnya sampai ke
punuknya dan tulang telinganya, maka tenanglah onta itu. Kemudian
beliau bersabda, “Siapakah pemilik onta ini, Onta ini milik siapa?”
Lalu datanglah seorang pemuda Anshar seraya berkata, “Onta itu milikku,
wahai Rasulullah”.
Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
“Tidakkah
engkau bertakwa kepada Allah dalam binatang ini, yang telah dijadikan
sebagai milikmu oleh Allah, karena ia (binatang ini) telah mengadu
kepadaku bahwa engkau telah membuatnya letih dan lapar”. [HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (1/400), Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (2/99-100), Ahmad dalam Al-Musnad (1/204-205), Abu Ya’la dalam Al-Musnad (3/8/1), Al-Baihaqiy dalam Ad-Dala’il (6/26), dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyqa (9/28/1). Lihat Ash-Shahihah (20)]
- Kesaksian Kambing Panggang
Kalau
binatang yang masih hidup bisa berbicara adalah perkara yang ajaib,
maka tentunya lebih ajaib lagi kalau ada seekor kambing panggang yang
berbicara. Ini memang aneh, akan tetapi nyata. Kisah kambing panggang
yang berbicara ini terdapat dalam hadits berikut:
Abu Hurairah-radhiyallahu ‘anhu- berkata,
"Rasulullah
-Shollallahu ‘alaihi wasallam- menerima hadiah, dan tak mau makan
shodaqoh. Maka ada seorang wanita Yahudi di Khoibar yang menghadiahkan
kepada beliau kambing panggang yang telah diberi racun. Lalu Rasulullah
-Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pun memakan sebagian kambing itu, dan
kaum (sahabat) juga makan. Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
bersabda, "Angkatlah tangan kalian, karena kambing panggang ini
mengabarkan kepadaku bahwa dia beracun". Lalu meninggallah Bisyr bin
Al-Baro’ bin MA’rur Al-Anshoriy. Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa
sallam- mengirim (utusan membawa surat), "Apa yang mendorongmu untuk
melakukan hal itu?" Wanita itu menjawab, "Jika engkau adalah seorang
nabi, maka apa yang aku telah lakukan tak akan membahayakan dirimu.
Jika engkau adalah seorang raja, maka aku telah melepaskan manusia
darimu". Kemudian Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
memerintahkan untuk membunuh wanita itu, maka ia pun dibunuh. Nabi
-Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda ketika beliau sakit yang
menyebabkan kematian beliau,"Senantiasa aku merasakan sakit akibat
makanan yang telah aku makan ketika di Khoibar. Inilah saatnya urat
nadi leherku terputus". [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (4512). Di-shohih-kan Al-Albaniy dalam Shohih Sunan Abi Dawud (hal.813), dengan tahqiq Masyhur Hasan Salman]
- Batu yang Berbicara
Setelah
kita mengetahu adanya batu yang mengucapkan salam, maka keajaiban
selanjutnya adalah adanya batu yang berbicara di akhir zaman. Jika kita
pikirkan, maka terasa aneh, tapi demikianlah seorang muslim harus
mengimani seluruh berita yang disampaikan oleh Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-,
baik yang masuk akal, atau tidak. Karena Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa
sallam- tidaklah pernah berbicara sesuai hawa nafsunya, bahkan beliau
berbicara sesuai tuntunan wahyu dari Allah Yang Mengetahui segala
perkara ghaib.
Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
"Kalian
akan memerangi orang-orang Yahudi sehingga seorang diantara mereka
bersembunyi di balik batu. Maka batu itu berkata, "Wahai hamba Allah,
Inilah si Yahudi di belakangku, maka bunuhlah ia". [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (2767), dan Muslim dalam Shohih-nya (2922)]
Al-Hafizh Ibnu Hajar-rahimahullah- berkata, "Dalam
hadits ini terdapat tanda-tanda dekatnya hari kiamat, berupa
berbicaranya benda-benda mati, pohon, dan batu. Lahiriahnya hadits ini
(menunjukkan) bahwa benda-benda itu berbicara secara hakikat".[Lihat Fathul Bari (6/610)]
- Semut Memberi Komando
Mungkin
kita pernah mendengar cerita fiktif tentang hewan-hewan yang berbicara
dengan hewan yang lain. Semua itu hanyalah cerita fiktif belaka alias
omong kosong. Tapi ketahuilah wahai para pembaca, sesungguhnya adanya
hewan yang berbicara kepada hewan yang lain, bahkan memberi komando,
layaknya seorang komandan pasukan yang memberikan perintah. Hewan yang
memberi komando tersebut adalah semut. Kisah ini sebagaimana yang
dijelaskan oleh Al-Qur’an,
"Dan Sulaiman Telah mewarisi Daud,
dan dia berkata: "Hai manusia, kami Telah diberi pengertian tentang
suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) Ini
benar-benar suatu kurnia yang nyata".Dan dihimpunkan untuk Sulaiman
tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan
tertib (dalam barisan). Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut:
Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak
diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak
menyadari.Maka dia (Sulaiman) tersenyum dengan tertawa Karena
(mendengar) perkataan semut itu. dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah
Aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang Telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk
mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah Aku dengan
rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh". (QS.An-Naml: 16-19).
Inilah beberapa perkara yang lebih layak dijadikan "Tujuh Keajaiban Dunia"
yang menghebohkan, dan mencengangkan seluruh manusia. Orang-orang
beriman telah lama meyakini dan mengimani perkara-perkara ini sejak
zaman Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- sampai sekarang. Namun
memang kebanyakan manusia tidak mengetahui perkara-perkara itu. Oleh
karena itu, kami mengangkat hal itu untuk mengingatkan kembali, dan
menanamkan aqidah yang kokoh di hati kaum muslimin
Sumber : Buletin
Jum’at Al-Atsariyyah edisi 46 Tahun I. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas.
Alamat : Pesantren Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong
Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu
Fa’izah). Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul
Qadir Al Atsary, Lc. Dewan Redaksi : Santri Ma’had Tanwirus Sunnah –
Gowa. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc.
Layout : Abu Muhammad Mulyadi. Untuk berlangganan/pemesanan hubungi :
Ilham Al-Atsary (085255974201). (infaq Rp. 200,-/exp)
Langganan:
Postingan (Atom)