Search

Jumat, Juli 05, 2013

Kisah Cinta


Seperti Inilah Cintaku


Dari Ahmad Sa'id Al 'Abid dari ayahnya, ia berkata, "Kami di Kufah mempunyai seorang pemuda yang rajin beribadah dan selalu berdiam diri di masjid. Ia berwajah tampan, bertubuh bagus, dan berperilaku luhur. Lalu seorang wanita yang memiliki kecantikan dan kecerdasan memandangnya dan jatuh cinta kepadanya. Cinta itu terus menggelayutinya. Suatu hari wanita itu berdiri di jalan yang dilewati sang pemuda menuju rumahnya, ketika ia lewat wanita itu berkata, 'Wahai pemuda! Dengarkan kata-kata yang aku ucapkan, kemudian berbuatlah sesukamu.'


Pemuda ini terus berlalu dan tidak meladeni ucapannya. Kemudian di saat yang lain dia berdiri lagi untuknya di jalan yang dilewatinya menuju rumahnya, lalu mengatakan padanya, 'Wahai pemuda! Dengarkan kata-kata yang aku ucapkan.' Ia menjawab sekilas,” ini adalah tempt yang dicurigai dan aku tidak mengetahui urusanmu”. “Demi Allah yang membawaku untuk menemuimu dalam perkara ini, karena aku mengetahui bahwa engkau mempunyai kedudukan di sisi manusia. Inti yang aku katakan kepadamu adalah bahwasanya anggota tubuhku seluruhnya sibuk denganmu. Kita serahkan pada Allah tentang urusanku dan urusanmu.”

Pemuda ini lalu pulang ke rumahnya, dan hendak sholat tapi tak mengerti bagaimana dia harus sholat. Lalu dia mengambil kertas dan menulis surat. Kemudian dia keluar dari rumahnya, ternyata wanita itu berdiri di tempatnya. Dia memberikan surat itu kepadanya lalu kembali ke rumahnya.

Surat itu berisi:

'Bismillahirrahmanirrahim.

Ketahuilah wahai wanita, bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala jika didurhakai maka Dia santun, jika hamba mengulangi maksiat maka Dia menutupinya. Jika laki-laki memakaikan kepada wanita pakaiannya, maka Allah murka kepadanya dengan kemurkaan yang membuat sempit langit, gunung, pohon dan binatang ternak. Lalu adakah orang yang tahan dengan murka Allah?

Jika yang aku sebutkan adalah batil, maka aku mengingatkan kepadamu tentang suatu hari dimana langit seperti air yang panas, gunung-gunung seperti kapas, dan setiap umat berhamburan menuju Rabb Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung. Demi Allah aku tidak mampu memperbaiki diriku sendiri, lalu bagaimana mungkin dapat memperbaiki orang lain? Jika yang aku sebutkan itu benar, maka aku tunjukkan kepadamu dokter yang lebih layak mengobati lukamu yang pedih dan penyakit yang parah. Yaitu Allah, Rabbul 'Alamin. Menujulah kepadanya dengan permohonan yang sebenar-benarnya. Sesungguhnya aku orang yang lalai, karena disibukkan olehmu.

Allah berFirman: 'Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat) ketika hati menyesak sampai kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zhalim tidak mempunyai seorang teman setiapun dan tidak pula mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya.

Dia mengetahui pandangan mata khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.' (Al-Mu'minun: 40:19)

Maka, Adakah tempat berlari dari ayat ini?'

Kemudian wanita itu datang setelah beberapa hari, lalu berdiri lagi untuknya pada jalan yang dilaluinya. Ketika pemuda ini melihatnya dari kejauhan, maka ia hendak berbalik arah karena tak ingin melihatnya. Wanita ini mengatakan, "Wahai pemuda! jangan kembali. Karena setelah ini tidak ada lagi perjumpaan selamanya, kecuali di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala."

Ia menangis kemudian mengatakan, "Aku memohon kepada Allah Yang Menggenggam kunci hatimu agar Dia memudahkan perkaramu yang sulit." Kemudian ia mengikutinya seraya mengatakan, "Berikan kepadaku nasehat yang kubawa darimu, dan berpesanlah kepadaku dengan pesan yang akan aku amalkan."

Pemuda itu berkata, "Aku berpesan supaya kau memelihara dirimu dari nafsumu, dan aku ingatkan engkau pada firman Allah,"

Dan Dialah yng menidurkanmu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari." (Al-An'am: 60)

Ia pun menangis dengan tangisan yang lebih keras dari tangisan yang pertama. Kemudian dia sadar, setelahnya dia terus berada dirumahnya dalam rangka beribadah.

Jika suatu hal memberatkannya dari ibadah, maka ia meminta suratnya untuk diletakkan di atas kedua matanya. Jika Ditanyakan kepadanya, "Apakah ini berguna bagimu?" dia menjawab, "Apakah aku punya obat lain selain ini?"

Jika malam telah meliputinya maka ia berdiri menuju mihrab. Ia tetap demikian hingga wafat dalam keadaan bersedih hati. Setiap kali pemuda itu mengenangnya, ia pun menangisinya. Seseorang bertanya, "Mengapa kamu menangisinya sedangkan kamu sendiri yang membuatnya bersedih?"

ia menjawab, "Aku mengorbankan kecintaanku padanya sejak awal, dan aku memutuskan dia sebagai simpanan bagiku di sisi Allah 'Azza wa Jalla. Sesungguhnya aku malu pada Allah untuk meminta dikembalikan simpanan yang aku simpan di sisi-Nya."

(dari kitab Ibnul Jauzi Rahimahullah) Seperti Inilah Cintaku


Dari Ahmad Sa'id Al 'Abid dari ayahnya, ia berkata, "Kami di Kufah mempunyai seorang pemuda yang rajin beribadah dan selalu berdiam diri di masjid. Ia berwajah tampan, bertubuh bagus, dan berperilaku luhur. Lalu seorang wanita yang memiliki kecantikan dan kecerdasan memandangnya dan jatuh cinta kepadanya. Cinta itu terus menggelayutinya. Suatu hari wanita itu berdiri di jalan yang dilewati sang pemuda menuju rumahnya, ketika ia lewat wanita itu berkata, 'Wahai pemuda! Dengarkan kata-kata yang aku ucapkan, kemudian berbuatlah sesukamu.'


Pemuda ini terus berlalu dan tidak meladeni ucapannya. Kemudian di saat yang lain dia berdiri lagi untuknya di jalan yang dilewatinya menuju rumahnya, lalu mengatakan padanya, 'Wahai pemuda! Dengarkan kata-kata yang aku ucapkan.' Ia menjawab sekilas,” ini adalah tempt yang dicurigai dan aku tidak mengetahui urusanmu”. “Demi Allah yang membawaku untuk menemuimu dalam perkara ini, karena aku mengetahui bahwa engkau mempunyai kedudukan di sisi manusia. Inti yang aku katakan kepadamu adalah bahwasanya anggota tubuhku seluruhnya sibuk denganmu. Kita serahkan pada Allah tentang urusanku dan urusanmu.”

Pemuda ini lalu pulang ke rumahnya, dan hendak sholat tapi tak mengerti bagaimana dia harus sholat. Lalu dia mengambil kertas dan menulis surat. Kemudian dia keluar dari rumahnya, ternyata wanita itu berdiri di tempatnya. Dia memberikan surat itu kepadanya lalu kembali ke rumahnya.

Surat itu berisi:

'Bismillahirrahmanirrahim.

Ketahuilah wahai wanita, bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala jika didurhakai maka Dia santun, jika hamba mengulangi maksiat maka Dia menutupinya. Jika laki-laki memakaikan kepada wanita pakaiannya, maka Allah murka kepadanya dengan kemurkaan yang membuat sempit langit, gunung, pohon dan binatang ternak. Lalu adakah orang yang tahan dengan murka Allah?

Jika yang aku sebutkan adalah batil, maka aku mengingatkan kepadamu tentang suatu hari dimana langit seperti air yang panas, gunung-gunung seperti kapas, dan setiap umat berhamburan menuju Rabb Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung. Demi Allah aku tidak mampu memperbaiki diriku sendiri, lalu bagaimana mungkin dapat memperbaiki orang lain? Jika yang aku sebutkan itu benar, maka aku tunjukkan kepadamu dokter yang lebih layak mengobati lukamu yang pedih dan penyakit yang parah. Yaitu Allah, Rabbul 'Alamin. Menujulah kepadanya dengan permohonan yang sebenar-benarnya. Sesungguhnya aku orang yang lalai, karena disibukkan olehmu.

Allah berFirman: 'Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat) ketika hati menyesak sampai kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zhalim tidak mempunyai seorang teman setiapun dan tidak pula mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya.

Dia mengetahui pandangan mata khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.' (Al-Mu'minun: 40:19)

Maka, Adakah tempat berlari dari ayat ini?'

Kemudian wanita itu datang setelah beberapa hari, lalu berdiri lagi untuknya pada jalan yang dilaluinya. Ketika pemuda ini melihatnya dari kejauhan, maka ia hendak berbalik arah karena tak ingin melihatnya. Wanita ini mengatakan, "Wahai pemuda! jangan kembali. Karena setelah ini tidak ada lagi perjumpaan selamanya, kecuali di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala."

Ia menangis kemudian mengatakan, "Aku memohon kepada Allah Yang Menggenggam kunci hatimu agar Dia memudahkan perkaramu yang sulit." Kemudian ia mengikutinya seraya mengatakan, "Berikan kepadaku nasehat yang kubawa darimu, dan berpesanlah kepadaku dengan pesan yang akan aku amalkan."

Pemuda itu berkata, "Aku berpesan supaya kau memelihara dirimu dari nafsumu, dan aku ingatkan engkau pada firman Allah,"

Dan Dialah yng menidurkanmu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari." (Al-An'am: 60)

Ia pun menangis dengan tangisan yang lebih keras dari tangisan yang pertama. Kemudian dia sadar, setelahnya dia terus berada dirumahnya dalam rangka beribadah.

Jika suatu hal memberatkannya dari ibadah, maka ia meminta suratnya untuk diletakkan di atas kedua matanya. Jika Ditanyakan kepadanya, "Apakah ini berguna bagimu?" dia menjawab, "Apakah aku punya obat lain selain ini?"

Jika malam telah meliputinya maka ia berdiri menuju mihrab. Ia tetap demikian hingga wafat dalam keadaan bersedih hati. Setiap kali pemuda itu mengenangnya, ia pun menangisinya. Seseorang bertanya, "Mengapa kamu menangisinya sedangkan kamu sendiri yang membuatnya bersedih?"

ia menjawab, "Aku mengorbankan kecintaanku padanya sejak awal, dan aku memutuskan dia sebagai simpanan bagiku di sisi Allah 'Azza wa Jalla. Sesungguhnya aku malu pada Allah untuk meminta dikembalikan simpanan yang aku simpan di sisi-Nya."

(dari kitab Ibnul Jauzi Rahimahullah)

Tidak ada komentar: