Search

Jumat, Juli 05, 2013

Obat Penyakit Al ‘Isyq (Kasmaran / Mabuk cinta)

Syaikh Shaalih Al Maghamsi ditanya,
‘Apakah anda wahai syaikh, mengetahui
obat bagi pemuda yang terkena penyakit
Al Isyq..? Sungguh telah menjadi sempit
baginya dunia dihadapan
nya..

Syaikh menjawab :
1. Obat paling manjur untuk perkara ini
adalah menggantungkan hatimu kepada
Allah ta’ala. Barangsiapa yang mencintai
Allah dengan sebenar2 kecintaan
, sungguh maka tak kan berpaling kepada
siapapun dari makhluknya

2. Kerjakan sholat 2 raka’at (bisa sholat
sunnah wudhu, atau sunnah mutlak, ed)
lalu selepas itu berdoalah:
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻣﻸ ﻗﻠﺒﻲ ﻣﺤﺒﺔ ﻟﻚ
Allahummamla’ qolbii mahabbatan laka
Ya Allah penuhilah hatiku dengan
kecintaan kepada-Mu
ﺇﻗﺒﺎﻻ ﻋﻠﻴﻚ ﺣﻴﺎﺉ ﻣﻨﻚ
Wa Iqbaalan ‘alayka wa hayaa’an minka
dan palingkanlah hatiku kepada rasa
cinta kepada-Mu dan hidupkanlah hati
dengan rasa cinta kepada-Mu
lalu letakkanlah tanganmu pada dada
seraya berdoa
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺷﺮﺡ ﺻﺪﺭﻱ ﺣﺼّﻦ ﻓﺮﺝ ..
Allahummasyroh sodrii wa hassin farji..
Ya Allah lapangkanlah dadaku dan
perbaikilah kemaluanku
Maka semoga Allah memenuhi hati kita
dan hatimu dengan kecintaan kepada
Allah
demikian nasehat ﺷﻴﺦ ﺻﺎﻟﺢ ﺍﻟﻤﻐﺎﻣﺴﻲ
kepada mereka yang terjerat kasmaran

Kisah Cinta


Seperti Inilah Cintaku


Dari Ahmad Sa'id Al 'Abid dari ayahnya, ia berkata, "Kami di Kufah mempunyai seorang pemuda yang rajin beribadah dan selalu berdiam diri di masjid. Ia berwajah tampan, bertubuh bagus, dan berperilaku luhur. Lalu seorang wanita yang memiliki kecantikan dan kecerdasan memandangnya dan jatuh cinta kepadanya. Cinta itu terus menggelayutinya. Suatu hari wanita itu berdiri di jalan yang dilewati sang pemuda menuju rumahnya, ketika ia lewat wanita itu berkata, 'Wahai pemuda! Dengarkan kata-kata yang aku ucapkan, kemudian berbuatlah sesukamu.'


Pemuda ini terus berlalu dan tidak meladeni ucapannya. Kemudian di saat yang lain dia berdiri lagi untuknya di jalan yang dilewatinya menuju rumahnya, lalu mengatakan padanya, 'Wahai pemuda! Dengarkan kata-kata yang aku ucapkan.' Ia menjawab sekilas,” ini adalah tempt yang dicurigai dan aku tidak mengetahui urusanmu”. “Demi Allah yang membawaku untuk menemuimu dalam perkara ini, karena aku mengetahui bahwa engkau mempunyai kedudukan di sisi manusia. Inti yang aku katakan kepadamu adalah bahwasanya anggota tubuhku seluruhnya sibuk denganmu. Kita serahkan pada Allah tentang urusanku dan urusanmu.”

Pemuda ini lalu pulang ke rumahnya, dan hendak sholat tapi tak mengerti bagaimana dia harus sholat. Lalu dia mengambil kertas dan menulis surat. Kemudian dia keluar dari rumahnya, ternyata wanita itu berdiri di tempatnya. Dia memberikan surat itu kepadanya lalu kembali ke rumahnya.

Surat itu berisi:

'Bismillahirrahmanirrahim.

Ketahuilah wahai wanita, bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala jika didurhakai maka Dia santun, jika hamba mengulangi maksiat maka Dia menutupinya. Jika laki-laki memakaikan kepada wanita pakaiannya, maka Allah murka kepadanya dengan kemurkaan yang membuat sempit langit, gunung, pohon dan binatang ternak. Lalu adakah orang yang tahan dengan murka Allah?

Jika yang aku sebutkan adalah batil, maka aku mengingatkan kepadamu tentang suatu hari dimana langit seperti air yang panas, gunung-gunung seperti kapas, dan setiap umat berhamburan menuju Rabb Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung. Demi Allah aku tidak mampu memperbaiki diriku sendiri, lalu bagaimana mungkin dapat memperbaiki orang lain? Jika yang aku sebutkan itu benar, maka aku tunjukkan kepadamu dokter yang lebih layak mengobati lukamu yang pedih dan penyakit yang parah. Yaitu Allah, Rabbul 'Alamin. Menujulah kepadanya dengan permohonan yang sebenar-benarnya. Sesungguhnya aku orang yang lalai, karena disibukkan olehmu.

Allah berFirman: 'Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat) ketika hati menyesak sampai kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zhalim tidak mempunyai seorang teman setiapun dan tidak pula mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya.

Dia mengetahui pandangan mata khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.' (Al-Mu'minun: 40:19)

Maka, Adakah tempat berlari dari ayat ini?'

Kemudian wanita itu datang setelah beberapa hari, lalu berdiri lagi untuknya pada jalan yang dilaluinya. Ketika pemuda ini melihatnya dari kejauhan, maka ia hendak berbalik arah karena tak ingin melihatnya. Wanita ini mengatakan, "Wahai pemuda! jangan kembali. Karena setelah ini tidak ada lagi perjumpaan selamanya, kecuali di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala."

Ia menangis kemudian mengatakan, "Aku memohon kepada Allah Yang Menggenggam kunci hatimu agar Dia memudahkan perkaramu yang sulit." Kemudian ia mengikutinya seraya mengatakan, "Berikan kepadaku nasehat yang kubawa darimu, dan berpesanlah kepadaku dengan pesan yang akan aku amalkan."

Pemuda itu berkata, "Aku berpesan supaya kau memelihara dirimu dari nafsumu, dan aku ingatkan engkau pada firman Allah,"

Dan Dialah yng menidurkanmu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari." (Al-An'am: 60)

Ia pun menangis dengan tangisan yang lebih keras dari tangisan yang pertama. Kemudian dia sadar, setelahnya dia terus berada dirumahnya dalam rangka beribadah.

Jika suatu hal memberatkannya dari ibadah, maka ia meminta suratnya untuk diletakkan di atas kedua matanya. Jika Ditanyakan kepadanya, "Apakah ini berguna bagimu?" dia menjawab, "Apakah aku punya obat lain selain ini?"

Jika malam telah meliputinya maka ia berdiri menuju mihrab. Ia tetap demikian hingga wafat dalam keadaan bersedih hati. Setiap kali pemuda itu mengenangnya, ia pun menangisinya. Seseorang bertanya, "Mengapa kamu menangisinya sedangkan kamu sendiri yang membuatnya bersedih?"

ia menjawab, "Aku mengorbankan kecintaanku padanya sejak awal, dan aku memutuskan dia sebagai simpanan bagiku di sisi Allah 'Azza wa Jalla. Sesungguhnya aku malu pada Allah untuk meminta dikembalikan simpanan yang aku simpan di sisi-Nya."

(dari kitab Ibnul Jauzi Rahimahullah) Seperti Inilah Cintaku


Dari Ahmad Sa'id Al 'Abid dari ayahnya, ia berkata, "Kami di Kufah mempunyai seorang pemuda yang rajin beribadah dan selalu berdiam diri di masjid. Ia berwajah tampan, bertubuh bagus, dan berperilaku luhur. Lalu seorang wanita yang memiliki kecantikan dan kecerdasan memandangnya dan jatuh cinta kepadanya. Cinta itu terus menggelayutinya. Suatu hari wanita itu berdiri di jalan yang dilewati sang pemuda menuju rumahnya, ketika ia lewat wanita itu berkata, 'Wahai pemuda! Dengarkan kata-kata yang aku ucapkan, kemudian berbuatlah sesukamu.'


Pemuda ini terus berlalu dan tidak meladeni ucapannya. Kemudian di saat yang lain dia berdiri lagi untuknya di jalan yang dilewatinya menuju rumahnya, lalu mengatakan padanya, 'Wahai pemuda! Dengarkan kata-kata yang aku ucapkan.' Ia menjawab sekilas,” ini adalah tempt yang dicurigai dan aku tidak mengetahui urusanmu”. “Demi Allah yang membawaku untuk menemuimu dalam perkara ini, karena aku mengetahui bahwa engkau mempunyai kedudukan di sisi manusia. Inti yang aku katakan kepadamu adalah bahwasanya anggota tubuhku seluruhnya sibuk denganmu. Kita serahkan pada Allah tentang urusanku dan urusanmu.”

Pemuda ini lalu pulang ke rumahnya, dan hendak sholat tapi tak mengerti bagaimana dia harus sholat. Lalu dia mengambil kertas dan menulis surat. Kemudian dia keluar dari rumahnya, ternyata wanita itu berdiri di tempatnya. Dia memberikan surat itu kepadanya lalu kembali ke rumahnya.

Surat itu berisi:

'Bismillahirrahmanirrahim.

Ketahuilah wahai wanita, bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala jika didurhakai maka Dia santun, jika hamba mengulangi maksiat maka Dia menutupinya. Jika laki-laki memakaikan kepada wanita pakaiannya, maka Allah murka kepadanya dengan kemurkaan yang membuat sempit langit, gunung, pohon dan binatang ternak. Lalu adakah orang yang tahan dengan murka Allah?

Jika yang aku sebutkan adalah batil, maka aku mengingatkan kepadamu tentang suatu hari dimana langit seperti air yang panas, gunung-gunung seperti kapas, dan setiap umat berhamburan menuju Rabb Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung. Demi Allah aku tidak mampu memperbaiki diriku sendiri, lalu bagaimana mungkin dapat memperbaiki orang lain? Jika yang aku sebutkan itu benar, maka aku tunjukkan kepadamu dokter yang lebih layak mengobati lukamu yang pedih dan penyakit yang parah. Yaitu Allah, Rabbul 'Alamin. Menujulah kepadanya dengan permohonan yang sebenar-benarnya. Sesungguhnya aku orang yang lalai, karena disibukkan olehmu.

Allah berFirman: 'Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat) ketika hati menyesak sampai kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zhalim tidak mempunyai seorang teman setiapun dan tidak pula mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya.

Dia mengetahui pandangan mata khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.' (Al-Mu'minun: 40:19)

Maka, Adakah tempat berlari dari ayat ini?'

Kemudian wanita itu datang setelah beberapa hari, lalu berdiri lagi untuknya pada jalan yang dilaluinya. Ketika pemuda ini melihatnya dari kejauhan, maka ia hendak berbalik arah karena tak ingin melihatnya. Wanita ini mengatakan, "Wahai pemuda! jangan kembali. Karena setelah ini tidak ada lagi perjumpaan selamanya, kecuali di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala."

Ia menangis kemudian mengatakan, "Aku memohon kepada Allah Yang Menggenggam kunci hatimu agar Dia memudahkan perkaramu yang sulit." Kemudian ia mengikutinya seraya mengatakan, "Berikan kepadaku nasehat yang kubawa darimu, dan berpesanlah kepadaku dengan pesan yang akan aku amalkan."

Pemuda itu berkata, "Aku berpesan supaya kau memelihara dirimu dari nafsumu, dan aku ingatkan engkau pada firman Allah,"

Dan Dialah yng menidurkanmu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari." (Al-An'am: 60)

Ia pun menangis dengan tangisan yang lebih keras dari tangisan yang pertama. Kemudian dia sadar, setelahnya dia terus berada dirumahnya dalam rangka beribadah.

Jika suatu hal memberatkannya dari ibadah, maka ia meminta suratnya untuk diletakkan di atas kedua matanya. Jika Ditanyakan kepadanya, "Apakah ini berguna bagimu?" dia menjawab, "Apakah aku punya obat lain selain ini?"

Jika malam telah meliputinya maka ia berdiri menuju mihrab. Ia tetap demikian hingga wafat dalam keadaan bersedih hati. Setiap kali pemuda itu mengenangnya, ia pun menangisinya. Seseorang bertanya, "Mengapa kamu menangisinya sedangkan kamu sendiri yang membuatnya bersedih?"

ia menjawab, "Aku mengorbankan kecintaanku padanya sejak awal, dan aku memutuskan dia sebagai simpanan bagiku di sisi Allah 'Azza wa Jalla. Sesungguhnya aku malu pada Allah untuk meminta dikembalikan simpanan yang aku simpan di sisi-Nya."

(dari kitab Ibnul Jauzi Rahimahullah)

Jumat, April 26, 2013

Pantai di Sore dan Pagi Hari

Berbagai Gambar pantai bersama sunrise dan sunset
Diambil dari Picart yang diposting akun dari berbagai belahan dunia

























Beach

Beberapa gambar yang diperoleh dari Picart
Sumber dari berbagai belahan dunia



























Selasa, April 09, 2013

JIN




Jin memiliki jasad dengan berbagai bentuk. Dalam hadits Abu Tsa'labah radiyallohu anhu, yang diriwayatkan oleh Ath Thabrani (22/214-215) No. 573, Al Baihaqi dalam "Al Asma wa Ash Shifat" (827), Al Hakim (2/456) dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani Rahimahullah dalam ta'liqnya terhadap Kitab "Al Misykaat" (4148) dan Syaikh Kami Al Wadi'i Rahimahullah dalam "Ash Shahiih Al Musnad Mimma Laisa Fii Ash Shahihain" (1213) bahwa Rasulullah Shallollohu ‘alaihi wasallam, bersabda :

الْجِنُّ عَلَى ثَلاثَةِ أَصْنَافٍ: صِنْفٌ لَهُمْ أَجْنِحَةٌ يَطِيرُونَ فِي الْهَوَاءِ، وَصِنْفٌ حَيَّاتٌ، وَصِنْفٌ يَحِلُّونَ وَيَظْعَنُونَ.

" Jin terdiri dari tiga kelompok; satu kelompok memiliki sayap dan mereka terbang di udara, satu kelompok berbentuk ular dan satu kelompok tidak menetap dan berpindah-pindah."

Hadits ini merupakan dalil bahwa jin memiliki jasad dan tidak mungkin dipahami dari lafazh "satu kelompok memiliki sayap dan terbang di udara" bahwa jin tidak memiliki jasad karena sayap itu berjasad dan tidak mungkin sayap itu ada kecuali pada yang berjasad. Para malaikat pun memiliki sayap. Ada yang memiliki 2, 3, atau 4 sayap dan terbang ke langit yang tinggi dan dia memiliki jasad. Demikian pula Al Qur'an Al Karim menunjukkan bahwa jin yang terbang itu berjasad. Rabb kami berfirman mengabarkan tentang apa yang dikatakan oleh Ifrith kepada Sulaiman ‘alaihissalam

قَالَ عِفْرِيتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ

"Berkata Ifrith dari kalangan jin bahwa saya akan mendatangimu dengannya (dengan membawa singgasana Ratu Saba) sebelum engkau bangkit dari tempat dudukmu dan sesungguhnya saya kuat lagi terpercaya." (QS. An Naml : 39).

Kalau Ifrith itu tidak memiliki jasad, maka dia tidak akan mampu untuk memikul apa yang dibawa dan tidak mampu pula untuk menjaganya. Demikian pula jin yang terbang di udara diciptakan dalam keadaan memiliki jasad yang sebenarnya berjalan di muka bumi. Jika mereka ingin terbang, maka mereka berubah bentuk lebih dahulu, kemudian terbanglah mereka. Adapun jin dan setan yang masuk ke dalam tubuh manusia untuk memberikan waswas dan yang lainnya, mereka berubah bentuk seperti udara. Perkara ini sudah diketahui dan merupakan dalil bahwa mereka berjasad.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa jin itu memiliki jasad dan orang yang berpendapat bahwa mereka seperti udara, tidak memiliki dalil dari Al Kitab dan As Sunnah. Dalil terkuat yang mereka jadikan sebagai hujjah adalah riwayat yang datang dari Wahb bin Munabbih sebagaimana yang disebutkan oleh Asy Syibly dalam kitab "Aakaamu Al Mirjaan fii Ahkaami Al Jaan" (31) bahwa dia berkata : " Jin itu berjenis-jenis dan jenis jin yang asli adalah angin, mereka tidak makan, tidak minum dan tidak berketurunan. Diantara mereka ada jenis yang makan, minum, berketurunan dan menikah seperti As Sialy, Al Ghuul, Al Qathrub dan yang semisalnya".
Jika riwayat tersebut shahih, maka sudah diketahui bahwa Wahb adalah seorang ahli sejarah dan dia menukilkan dari kitab ahli kitab, sedangkan kitab ahli kitab itu penuh dengan perubahan dan pengkaburan (antara yang haq dan yang batil, pen).
Sebagian mereka berdalil bahwa jin itu seperti udara yaitu angin, dengan sabda Rasulullah Shallollohu ‘alaihi wasallam :

إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ

"Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh manusia di tempat peredaran darah".
 (HR. Al Bukhari (6219) dan Muslim (2175) dari hadits Shafiyyah Radhiyallahu 'anha).

Hadits ini bukan merupakan dalil bagi orang yang berpendapat demikian karena mereka berjalan di tempat peredaran darah, bukan karena pada asalnya mereka adalah udara. Akan tetapi, Allah Subhaanahu wata’ala, memberikan kemampuan kepada mereka untuk berubah bentuk. Oleh karena itu, pendapat yang mengatakan bahwa jin itu angin dan tidak berjasad, batil dan sangat jelas kebatilannya karena bertentangan dan bertabrakan dengan dalil-dalil yang banyak dari Al Qur'an dan As Sunnah yang shahih dan telah diketahui secara pasti dari Islam, ijma, akal dan kenyataan yang kita saksikan.


Berikut ini akan saya sebutkan dalil-dalil secara global :
1. Jin itu makan dan minum
2. Jin menikah dan berketurunan
3. Jin berbentuk dan berubah bentuk menjadi bentuk manusia dan hewan
4. Jin melakukan berbagai jenis pekerjaan seperti bangunan dan pekerjaan-pekerjaan lain seperti mengangkat beban berat dan yang lainnya
5. Jin merasakan berbagai keadaan seperti sakit, takut, kuat, lemah, hidup, mati dan yang lainnya
6. Jin dilihat oleh sebagian makhluk seperti keledai. Rasulullah Shallollohu ‘alaihi wasallam, bersabda :

إذا سمعتم نهيق الحمار فتعوذوا بالله من الشيطان فإنه رأى شيطانا

"Jika kalian mendengar ringkikan keledai, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan karena sesungguhnya dia melihat setan." (HR. Al Bukhari : 3303 dan Muslim : 2729).
7. Ketika jin itu mampu untuk berubah bentuk menjadi bentuk manusia, maka dia mampu menyakiti manusia baik dengan memukulnya, membunuhnya maupun mencegahnya untuk bergerak dan yang lainnya.
Pada pasal ini kami telah memaparkan dalil-dalil dari para ulama dalam berbagai tulisan yang khusus membahas tentang jin dan setan seperti kitab " Aakaamu Al Mirjaan fi Ahkaami Al Jaan" karya Asy Syibly dan "Luqat Al Mirjaan fi Ahkaami Al Jaan" karya As Suyuthi dan yang lainnya.
Orang-orang yang berpendapat bahwa jin itu berbentuk angin menganggap bahwa jin itu masuk ke dalam tubuh manusia dan berjalan di tempat peredaran darahnya, sehingga mereka menyangka bahwa mereka itu angin. Padahal tidak demikian, karena bisa diambil faedah dari " berjalannya mereka pada tempat peredaran darah manusia" bahwa Allah Subhaanahu wata’ala, memberikan kemampuan kepada mereka untuk berubah bentuk sehingga mereka menjadi udara karena jin yang masuk ke dalam tubuh manusia mampu untuk membesarkan diri dalam tubuh manusia sampai dia mampu menguasai seluruh badan manusia.
Berdasarkan penjelasan ini, maka jelaslah bagi pembaca bahwa kita tidak mungkin mengingkari bahwa jin itu memiliki jasad.



Diterjemah Oleh : Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi Hafizhahulloh
Dari Kitab : Ahkaamul Ta’ammul Ma’aal Jin wa aa’daaburroqo’ Asy Syar’iyyah
(Hukum Berinteraksi Dengan JIN dan Adab-Adab Ruqyah yang Syar’i)

Sumber : Pustaka Ats Tsabat Balikpapan


Sekelumit Kisah Pencelakalan Syikh AlBani



Dalam sebuah kaset ceramah milik Syaikh Abu Ishaq Al Huwainy yang berjudul “Ainal Ulama Ar Rabbaniyun?”, beliau menceritakan tentang ujian yang pernah menimpa guru beliau Syaikh Albani rahimahullah.Inilah cerita beliau :

Para ulama Rabbani dalam mengubah masyarakat itu sungguh berat, karena mereka memiliki dua tanggung jawab besar, yakni :

* (1) Membersihkan khurafat yang tertanam di jiwa-jiwa manusia dan
* (2) Menancapkan Islam yag shahih pada jiwa mereka.

Dan tatkala para Alim Rabbani memikul tanggung jawab yang berat sekali itu, merekapun juga diuji oleh berbagai tuduhan yang disebabkan dari pemelintiran ucapan mereka serta penyebaran berbagai berita dusta. Hampir-hampir tidak selamat seorangpun dari Alim Rabbani dari hal seperti ini sebagaimana dicatat dalam sejarah.

Cukup sebagai contoh adalah Syaikh Nashiruddin Al Albani, seorang ahli hadist abad ini rahimahullah ta’ala.

Syaikh Albani adalah orang yang sangat banyak sekali dinisbatkan kedustaan padanya, padahal tidak pernah beliau katakan. Karena sebab kedustaan-kedustaan itulah beliau pernah dicekal di sejumlah negara. Maka tidaklah engkau lihat beliau memiliki suatu negeri ataupun tempat tinggal. Hidup beliau diakhir masa hidupnya sengsara sekali. Seorang alim semisal beliau terpaksa mengungsi. Karena beliau berpendapat haramnya safar ke negeri kafir, maka beliau tidak pergi ke Amerika atau Perancis atau yang lainnya. Dan kalau tidak berpendapat demikian, mungkin beliau akan mendapatkan kebebasan besar dinegara-negara tersebut.

Selama 6 bulan terkatung-katung nasibnya di perbatasan UEA! Beliau dilarang masuk kesana! Juga dilarang memasuki Kuwait! Dan juga memasuki Saudi! Dilarang memasuki Suriyah….. Lantas bagaimana beliau akan tinggal?

Dan tidaklah beliau bisa tinggal di Yordania saat itu kecuali dengan tazkiyah (rekomendasi) khusus dari salah seorang murid beliau, yakni Syaikh Muhammad bin Ibrahim Syaqrah, wakil kementrian waqaf sekaligus Imam Masjid Dar Ash Shofwah.

Syaikh Ibrahim Syaqrah ini kemudian menemui Raja Husain secara pribadi memintanya membolehkan Syaikh Nashiruddin Al Albani tinggal di negeri Yordan. Itupun dengan kesepakatan agar beliau tidak ditemui seorangpun saat itu. Dan juga mereka kemudian memaksa menulis di pintu rumah (vila) Syaikh Albani dengan tulisan “Dilarang didatangi lebih dari dua orang!”. Jika ingin berjumpa harus melalui perjanjian melalui telepon.

Dan dihari-hari pertama mereka sangat mempersempit sekali kepada Syaikh Albani, akan tetapi dihari-hari belakangan mereka melupakannya hingga tidak ketat lagi dengan aturan-aturan ini.

Tatkala aku menemui Syaikh Albani di kota Amman, beliau mengundang sejumlah relasi untuk makan dan kebetulan aku disana.Kami saat itu berjumlah 25 orang, dan kukatakan pada Syaikh: ”Wahai Syaikh, bukankah ada semacam banner peringatan bahwa dilarang masuk lebih dari dua orang?”. Syaikh Albani berkata dengan cepat: Mereka masuk dua orang dua orang saja!

Beliau yang Alim ini tidak mendapatkan baginya tempat yang nyaman. Sebelumnya mereka pun melarang durus beliau di Masjib Umar di Zurqa, hingga beliau tidak memiliki tempat untuk memberi pelajaran kepada thalabul ilmi kecuali dirumah salah seorang mereka setelah sholat isya.

Saat diselenggarakan Mu’tamar Assunnah dan Sirah Nabawiyah di Mesir, mereka tidak mengundang Syaikh Nashiruddin Albani, padahal beliau lah orang paling besar saat itu jasa nya kepada kaum muslimin di abad ini bagi sunnah dan sirah nabawiyah. Dan mereka tidak mengundang Syaikh Albani misalnya dengan mengaakan: ”Kemarilah akan kami muliakan engkau”, tidak ada salah satu anggota pertemuan itu yang berbicara demikian.

Adalah semisal mereka para ulama Rabbani ini, lihatlah muamalah kepada mereka! Bagaimana mungkin kaum muslimin bisa mendapatkan manfaat dengan ilmu mereka sedang mereka diusir diberbagai negeri.!?. Bahkan yang lebih aneh lagi, sejumlah kitab-kitab ulama diberbagai perpustakaan di larang, buku Tahdzir As Sajid, buku Hurmatut Tashwir, karya Syaikh Albani dan Syaikh Bin Baz dan sejumlah ulama, Tahqiq Syarh Ath Thahawiyah, mengapa wahai saudara-saudara kami? Mereka mengatakan bahwa ini kitab terlarang, Al Azhar telah memutuskan bahwa kitab-kitab tersebut terlarang! Bagaimana bisa terlarang? Apakah karena karya dan peneliian dari Albani? Beginikah bermuamalah dengan ulama-ulama Rabbani ?

Sumber Kaset :Aina Al Ulama Ar Rabbaniyun menit ke 01:06:00 sampai 01:11:10 (Transkrip didapat dari http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?t=9266 )